Semuailmuberkah

LightBlog

Breaking

Sunday, September 20, 2020

September 20, 2020

PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI DIERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Assalamualaikum wr.wb



A.Pendahuluan
 Pada kesempatan kali ini saya dan rekan-rekan kelompok akan berbagi pengetahuan tentang Perguruan tinggi diera revolusi industri 4.0.
B.Pengertian
Pendidikan Perguruan Tinggi era 4.0 merupakan gagasan transformasi sistem pendidikan tinggi menuju digitalisasi melalui resistematisasi kurikulum akademik yang kompetibel dengan lapangan kerja industri yang mendorong desain kebijakan pengembangan disiplin ilmu dan program studi menuju Cyber University yang dapat menawarkan model pembelajaran daring distance learning dengan dukungan sumber daya dosen yang profesional, responsif dan mampu melakukan terobosan riset.
C.Latar Belakang
Pendidikan formal telah menjadi kebutuhan penting manusia mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Dalam proses pendidikan ini, manusia menstimulus dan mengembangkan seluruh potensi dirinya ke taraf kematangan kualitas personal untuk mampu merespon kebutuhan di lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, pendidikan selain mengembangkan kualitas diri manusia secara personal juga menentukan kualitas sosial di lingkungan masyarakat. Sehingga, tolak ukur kualitas suatu masyarakat dapat diukur melalui pendidikannya. Pencapaian kebutuhan akan kualitas hidup tersebut teraktualisasi melalui jenjang lembaga pendidikan formal secara berjenjang dimulai sejak usia dini dan sekolah dasar, ke jenjang menengah, kemudian ke jenjang perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan yang tertinggi dalam sistem pendidikan suatu negara. Secara sosiaologis terdapat dua model sistem pendidikan lainnya yakni pendidikan nonformal dan informal, namun tidak cukup menjadi penentu kualitas diri sehingga membutuhkan lembaga pendidikan yang lebih formal dalam mensistematisasi pembembelajaran, salah satunya ialah Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi memiliki fungsi strategis dalam menggali dan mengembangkan potensi manusia untuk diasah dan berkembang menjadi individu berkualitas. Saat ini perguruan tinggi tidak hanya dalam domain mesin penghasil kelulusan yang cerdas dan siap terjun ke dunia kerja, namun pendidikan tinggi harus mampu mencerahkan peserta didiknya memahami esensi jati diri secara religius serta mampu berperan berdasarkan akhlak terpuji di dalam masyarakat. Hal ini sebagaimana dapat dijelaskan berdasarkan substansi pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan yang dilaksanakan di perguruan tinggi menjadi usaha penyadaran bagi peserta didik secara terencana untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki kekuatan  spritual  keagamaan,  pendalama  diri,  kepribadian  dan  kecerdasan,  akhlak  mulia  dan keterampilan yang diperlukan diri peserta didik, masyarakat, bangsa dan negara. Pengembangan ke arah seluruh potensi tersebut juga merupakan tujuan luhur pendidikan yang diselenggarakan perguruan tinggi. Tujuan luhur ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 bahwa Pendidikan Tinggi bertujuan mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, mahasiswa juga harus berakhlak mulia dan sehat serta berilmu dan cakap, kreatif, mandiri dan terampil, berkompeten dan berbudaya.  Perguruan Tinggi juga bertujuan menghasilkan lulusan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa. Tujuan lainnnya yaitu mendorong  Perguruan  Tinggi  harus  menghasilkan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  berbasis penerapan nilai humaniora untuk  kemudian dimanfaatkan bagi kemajuan bangsa dan peradaban kejahteraan umat manusia. Beberapa tujuan tersebut diharapkan mendorong terwujudnya pengabdian kepada  masyarakat dalam  upaya  memajukan kejehateraan umum  dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan  penjelasan tersebut dapat  dikemukakan bahwa  Perguruan Tinggi  merupakan pendidikan  tertinggi dengan  tanggung  jawab humanistik  untuk menyiapkan  manusia  Indonesia memiliki  potensi  unggul  dan  kepribadian  mulia  yang  ditopang  dengan  penguasaan  ilmu  dan teknologi.  Secara  sosiologis,  semua  potensi  ini  diarahkan  untuk  pengabdian  menciptakan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan bangsa. Seiring perkembangan teknologi mutakhir saat ini, perwujudan tujuan luhur perguruan tinggi tersebut semakin penting dicapai melalui tantangan yang kompleks. Tidak hanya mahasiswa dituntut memiliki potensi-potensi diri sebagaimana telah dijelaskan, namun berlaku untuk semua civitas akademik  kampus yang kini telah memasuki arena revolusi industri 4.0.  Revolusi industri 4.0 merupakan perkembangan sekalgius tantangan bagi Perguruan Tinggi. Selama  tahun  2018-2019  telah  banyak  dilakukan  seminar  pembacaan  terhadap  pelbagai kemungkinan perubahan dan dampaknya terhadap pengelolaan pendidikan di Indonesia. Beberapa tantangan  diantaranya  harus  mengkobinasikan  teknologi  cyber  dan teknologi  otomasi.  Dengan demikian,  pendidikan  Perguruan Tinggi  4.0  terarah  pada  tuntutan penyediaan  kebutuhan  yang ditunjang dengan Internet of Things (IoT), Big Data dan Cyber Security. Narasi sederhana yang banyak  ditangkap  dari  diskursus  perkembangan  revolusi  industri  4.0  tersebut  yaitu  kemajuan teknologi  informasi berbasis  internet  yang supercepat  yang  dapat dijadikan  sebagai  penunjang Perguruan Tinggi menyelenggarakan pendidikan.   Diskursus melalui seminar tentang tema-tema revolusi industri 4.0  yang dikaitkan dengan Perguruan Tinggi terhenti pada akhir tahun 2019 ketika mulai merebaknya wabah Corona Virus Disease (Covid-19). Revolusi industri 4.0 dengan seluruh disrupsinya diuji secara mengejutkan oleh Covid-19, salah satunya melalui pembelajaran daring terkoneksi internet yang dilakukan oleh seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia. Pada sisi lain, banyak industri melakukan PHK terhadap pekerja dan operasi industri berhenti total, sistem robot industri pengganti tenaga manusia yang menjadi ciri revolusi industri 4.0 tidak bisa diharapkan. Kenyataannya, semua kampus maupun industri ditutup selama pandemi. Arus perubahan revolusi 4.0 dengan Covid-19 tampaknya dapat dipandang sebagai suatu siklus sejarah yang bertalian memberikan dampak sosiologis terhadap semua sektor kehidupan, khususnya pengelolaan pendidikan Perguruan Tinggi di Indonesia.  Pasca  pandemi  Covid-19  nantinya  akademisi  dapat  melakukan  reanalisis  apakah  sistem Perguruan Tinggi di Indonesia berhasil atau tidak memasuki ere revolusi 4.0 selama masa pandemi. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, penulis tertarik melakukan kajian dengan judul, “Pendidikan Perguruan Tinggi Era 4.0 dalam Pandemi Covid-19 (Refleksi Sosiologis)
D.Maksud dan Tujuan
mengulas situasi pendidikan Perguruan Tinggi dalam diskursus era revolusi 4.0 saat ini berada pada masa pandemi Covid-19. Berdasarkan pendahuluan di atas, maka rumusan masalah penulisan ini adalah “Bagaimanakah gambaran pendidikan Perguruan Tinggi era 4.0 dalam pandemi Covid-19 sebagai suatu refleksi sosiologis? 
 E. Pembahasan 
 2.1. Hakikat Pendidikan Tinggi Pendidikan menjadi indikator pembangunan sumber daya manusia dalam sebuah bangsa. Oleh karena itu, kualitas manusia sebagai warga negara suatu bangsa sangat bergantung pada kualitas pendidikan. Dengan demikian, maka pendidikan menjadi salah satu bidang terpenting sekaligus strategis dalam pembangunan nasional yang dapat menunjang kualitas hidup serta kesejahteraan masyarakat. Djumransyah (2004: 22) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha manusia menumbuhkan serta mengembangkan seluruh potensi pembawaan jasmani maupun rohani sesuai nilai yang terdapat dalam masyarakat dan nilai kebudayaan. Dengan demikian, perlu dipahami bahwa pendidikan menjadi proses yang tidak akan pernah berhenti dalam artian selalu dinamis mengikuti tata nilai ideal masyarakat dan pertumbuhan kebudayaan dari zaman ke zaman. Oleh karena itu pendidikan selalu berkembang memasuki setiap fase perubahan mengadaptasi apa yang pendidikan hasilkan, misalnya saat ini pendidikan memasuki fase revolusi industri 4.0. Perubahan-perubahan besar seperti lompatan tahapan revolusi industri 4.0 tidak bisa dilepaskan dari pendidikan yang telah memberikan kontribusi besar terhadap kelanjutan sains dan teknologi pada masa lalu hingga hari ini. Praktik pendidikan tidak bisa dilepaspisahkan dari setiap bagian unsurnya.
 Triyanto (2014: 24-26) menjelaskan unsur-unsur pendidikan meliputi beberapa unsur sebagai beriku. Pertama; unsur tujuan pendidikan. Tujuan ini secara sistemik termuat dalam Undang-Undang Sisdiknas yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 
Kedua; unsur kurikulum merupakan seperangkat rencana pembelajaran yang mencakup tujuan, isi dan bahan pelajaran. Dalam kurikulum juga dirumuskan cara yang digunakan menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan terdapat di dalamnya makna interaksi antara pendidik dan peserta didik.
 Ketiga; peserta didik merupakan anggota masyarakat yang berupaya mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 
Keempat; unsur pendidik, merupakan tenaga kependidikan yang kualifikasi sebagai, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitatir, dan sebutan lain yang sesuai dengan spesifikasi partisipasinya dalam penyelenggaraan pendidikan. 
Kelima; unsur interaksi edukatif merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 
Keenam; unsur isi pendidikan yaitu materi-materi pembelajaran yang dapat digunakan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri. Lebih lanjut dijelaskan materi-materi akan membekali peserta didik dengan kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, memiliki kepribadian dan akhlak mulia, keserdasan dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 
Ketujuh; lingkungan pendidikan yakni dijabarkan sebagai lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.  Lingkungan  pendidikan  menjadi  tempat  manusia  berinteraksi  timbal  balik  dalam pengembangan potensi diri. 
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan tinggi pada hakikatnya merupakan usaha menumbuh kembangkan potensi diri manusia sesuai tatanan nilai masyarakat dan kebudayaan. Potensi diri tersebut mencakup potensi jasman dan rohani yang dikembangan sesuai tujuan  pendidikan  yang  ditunjang  dengan  kurikulum,  pendidik,  proses  interaktif  edukatif menggunakan materi pelajaran. Seluruh proses ini harus ditopang dengan lingkungan pendidikan yang  baik sehingga  proses pengembangan  potensi dapat dicapai sesuai  tujuan pendidikan  yang diharapkan. Kedudukan pendidikan  tinggi juga  diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi sebagaimana dijelaskan dalam ketentuan umum bahwa pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menegah yang mencakup program diploma, program sarjana,  program magister, program doktor, dan program profesi, serta  program spesialis, yang diselenggarakan  oleh  perguruan tinggi berdasarkan  kebudayaan  bangsa  Indonesia.  2.2.  Perguruan Tinggi Era 4.0 Perguruan tinggi era 4.0 dikaitkan pada agenda besar perubahan arus revolusi industri four point zero. Perkembangan ini merupakan fase keempat revolusi industri yang dahulu dimulai pada abad  ke-18.  Pada tahapannya  yang  paling mutakhir,  revolusi industri  pada babak  keempat  ini mengemuka  dengan  krakteristik  digitalisasi seluruh  sektor  kehidupan  yang  dimulai dari  dunia industri kemudian merembes ke sektor lainnya, termasuk pendidikan. Perkembangan yang sedang berlangsung melahirkan berbagai istilah sekaligus menawarkan pengetahuan baru berbasis teknologi digital yang kini mewarnai nalar dan imajinasi dunia pendidikan seperti;  Internet  of  Things  (IoT),  Big  Data,  Argumented  Reality,  Cyber  Security,  Artifical Intelegence,  Addictive Manufacturing,  Simulation,  System Integeration,  dan  Cloud Computing. Istilah-istilah tersebut menawarkan realitas maya berbasis teknologi informasi yang canggih yang belum pernah dicapai sebelumnya oleh peradaban umat manusia. Olla (2019) menjelaskan beberapa istilah tersebut sebagai berikut. Konsep teknologi berbasis Internet of Thing (IoT) secara konseptual merupakan objek dengan kemampuan mentransfer data melalui jaringan. Proses transfer ini tidak lagi memerlukan interaksi manusia. Lebih lanjut dicontohkan jenis objek semacam ini dapat dilihat pada produk jarvis yang bisa mematikan lampu di pagi hari. Big Data. Istilah ini menggambarkan volume data dalam jumlah yang sangat besar. Volume informasi ini bisa disusun, diolah, dianalisa dan disimpan secara aman oleh pengguna. Saat ini big data telah banyak digunakan di sektor bisnis karena dapat membantu menentukan arah bisnis. Dalam dunia  perguruan  tinggi,  big  data  dapat  digunakan  untuk  menkombinasikan  seluru  data  dalam operasional pengelolaan perguruan tinggi, termasuk data-data penelitian maupun data mahasiswa dan alumni yang telah terserap ke sektor lapangan kerja sehingga mempermudah pelayanan informasi perguruan tinggi kepada masyarakat. Argumented Reality (AR) menjadi basis teknologi yang menggabungkan benda  maya dua dimensi  dan  ataupun  tiga  dimensi  ke  dalam  sebuah  lingkungan  nyata  tiga  dimensi  lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Sebagai contoh jenis teknologi semacam ini  dapat diamati pada  laporan cuaca  atau simulasi  siaran telivisi yang  menampilkanwartawan berdiri di atas peta cuaca yang berubah-ubah yang sebenarnya wartawan tersebut berdiri di depan layar biru atau hijau. Proses semacam ini menggunakan teknik chroma-keying. Teknik semacam ini juga digunakan dalam industri film maupun olahraga seperti pada sepak bole di televisi iklan  tertentu  tiba-tiba  jatuh  ke  tengah  lapangan  di  mana  semua  pemain  berada  merupakan pengembangan dari Princeton Electronic Billboard. Cyber  security merupakan  sistem  yang menjadi  upaya  melindungi informasi  dari adanya cyberattack.  Cyberattack  dalam  operasi  informasi  adalah  semua  jenis  tindakan  yang  sengaja dilakukan untuk mengganggu kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity), dan ketersedian (availability) informasi. Misalnya penggunaan fitur tertentu untuk melindungi data pelanggan dari serangan hacker. Artifical Intelegence ialah teknologi komputer dengan kecerdasan layaknya manusia. Jenis teknologi  ini  bisa  diatur  manusia  sesuai  keinginan.  Fungsinya  mempelajari  data  secara berkesinambungan. Keunggulannya terletak pada semakin banyak data diterima dan dianalisis akan semakin baik teknologi ini membuat prediksi. Additive manufacturing merupakan terobosan baru industri manufaktur yang sering dikenal menggunakan printer 3D. Dalam era digital saat ini, gambar desain digital yang telah dibuat dapat diwujudkan menjadi benda nyata dengan ukuran dan bentuk yang sama dengan desain sebenarnya atau dengan skala tertentu.  Simulation. Model  ini mewakili  sistem, sedangkan  simulasi mewakili proses  operasi dari waktu ke waktu yang dapat digunakan dalam banyak konteks seperti penggunaan simulasi teknologi optimalisasi kinerja, simulasi teknik keselamatan, simulasi pengujian, pelatihan dan pendidikan dan video game. Cloud Computing. Jenis ini disebut juga dengan istilah komputasi awan atau teknologi yang menjadikan internet menjadi pusat pengelolaan data dan aplikasi. Pengguna komputer diberikan hak untuk mengakses berbagai server virtual sehingga terkonfigurasi server melalui internet. Misalnya penyediaan server virtual yang bida digunakan penggunan membuat wesite online di user internet. Perkembangan teknologi tersebut merupakan capaian luar biasa dalam kehidupan masa kini. Dengan  demikian, manusia  harus  beradaptasi menggunakan  teknologi virtual  terbarukan dalam pemenuhan  kebutuhannya.  Dunia  pendidikan  juga  tidak  luput  dari  arus  besar  perkembangan teknologi  tersebut,  sehingga  institusi  pendidikan  seperti  Perguruan  Tinggi  harus  mampu mengembangkan seluruh potensinya mengikuti arus besar perubahan melalui revolusi industri 4.0 yang berlangsung. Revolusi industri 4.0 menjadi tantangan positif bagi dunia Perguruan Tinggi di Indonesia. Untuk  menghandapi  arus  besar  perubahan  teknologi  tersebut,  
Menristekdikti  (Rudianto,  tth) menjelaskan lima elemen penting mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa. 
Kelima elemen tersebut diuraikan sebagai berikut. 
Pertama;  Persiapan  sistem  pembelajaran  yang  lebih  inovatif  di  perguruan  tinggi  seperti penyesuaian kurikulum pembelajaran dan  meningkatkan kemampuan mahasiswa  dalam hal data Information Technology (IT), Operational Technology (OT), Internet of Things (IoT), dan Big Data Analitic, mengintegrasikan objek fisik, digital dan manusia untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang kompetitif dan terampil terutama dalam aspek data literacy, technological literacy and human literacy. 
Kedua; Rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif dan  responsif terhadap revolusi industri 4.0 dalam mengembangkan transdisiplin ilmu dan program studi yang dibutuhkan. Selain itu, mulai diupayakannya program Cyber University, seperti sistem perkuliahan distance  learning,  sehingga  mengurangi  intensitas  pertemuan  dosen  dan  mahasiswa.  Cyber University  ini  nantinya  diharapkan  menjadi solusi  bagi  anak  bangsa  di  pelosok  daerah  untuk menjangkau pendidikan tinggi yang berkualitas.
 Ketiga; Persiapan sumber daya manusia khususnya dosen dan peneliti serta perekayasa yang responsif, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Selain itu, peremajaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur pendidikan, riset, dan inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan inovasi. 
Keempat: Terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung Revolusi Industri 4.0 dan  ekosistem  riset  dan  pengembangan  untuk  meningkatkan  kualitas  dan  kuantitas  riset  dan pengembangan di Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang, LPNK, Industri, dan Masyarakat. 
Kelima; Terobosan inovasi dan perkuatan sistem inovasi untuk meningkatkan produktivitas industri dan meningkatkan perusahaan pemula berbasis teknologi. 
Sejelan dengan pendapat  tersebut di  atas, Iswan  dan Herwina  (2018: 21-22)  menjelaskan bahwa Perguruan tinggi memang dituntut mengantisipasi pesatnya perkembangan teknologi dalam era  revolusi industri 4.0.  Langkah antisipasi  yang dilakukan  mencakup  penyesuaian kurikulum dengan  iklim  bisnis  yang berkembang.  
Semua  hal  terdorong  untuk  kompetitif mengikuti  pola perkembangan teknologi informasi. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa perkembangan yang terjadi juga mempengaruhi karakter manusia dan dunia kerja sehingga keterampilan yang dibutuhkan juga cepat berubah.
 Penjelasan tersebut  menunjukkan efek  dari revolusi  industri 4.0  tidak  hanya pada  bentuk penemuan teknologi baru tapi juga pergeseran keterampilan yang dibutuhkan oleh manusia. 
Dengan demikian, maka setiap individu harus memiliki kemampuan adaptasi terhadap perubahan yang ada. 
Perguruan  tinggi  harus  mampu  mempersiapkan  peserta  didiknya  menyerap  perubahan  yang berlangsung dengan karakter yang kuat dan keterampilan kerja yang baik. 
Sehingga lulusan yang dipersiapkan sangat berorientasi pada respon kebutuhan dunia kerja di dunia industri maupun lulusan dengan kepeloporan baru lapangan kerja berbasis digital. 
Orientasi  lapangan kerja  menjadi ajang  persaingan  yang tidak  hanya membutuhkan  skill namun juga  membutuhkan karakter diri yang kuat. 
Sehingga perpaduan karakter  yang kuat dan keterampilan merupakan unsur penting untuk menjawab tuntutan kebutuhan dunia kerja saat ini. 
Iswan dan  Herwina (2018:  22) lebih  lanjut menjelaskan  bahwa dunia  kerja saat  ini merupakan integrasi pemanfaatan internet dengan lini produksi dunia industri berbasis teknologi dan informasi. 
Untuk  itu  pengembangan model  dan  konsep  pendidikan berbasis  karakter  secara umum  dapat dikembangkan melalui konsep multiple intelligence yang perlu diintegrasi dengan nilai-nilai religius ke dalam mata kuliah yang ditawarkan dalam pendidikan.
 Gagasan tersebut dapat menjadi solusi mengingat pendidikan tidak hanya bertujuan membekali peserta didik dengan keterampilan teknis berbasis teknologi semata, namun pendidikan tinggi harus mampu menjadikan peserta didiknya menjadi manusia yang beriman dan berakhlak mulia. 
Sehingga, sangat dibutuhkan  integrasi antara iman dan ilmu berbasis akhlak  dengan keterampilan berbasis teknologi. 
Berdasarkan  penjelasan tersebut  di atas,  dapat  disimpulkan bahwa  pendidikan  Perguruan Tinggi era 4.0 merupakan konsep transformasi sistem pendidikan tinggi menuju sistem digitalisasi yang ditunjang oleh sistem teknologi virtual yang canggih. 
Dengan demikian, Perguruan Tinggi yang adaptif terhadap perubahan  ini melakukan  resistematisasi kurikulumnya untuk  lebih kompetibel dengan  arus  revolusi  industri  4.0.  Dari  segi  kebijakan  Perguruan  Tinggi  juga  dilakukan pengembangan disiplin ilmu dan program studi menuju Cyber University dengan sistem perkuliahan distance learning. 
Dosen merupakan sumber daya manusia penentu tranformasi Perguruan Tinggi4.0, sehingga mereka dituntut responsif perubahan untuk profesional dan melakukan terobosan riset dan pengembangan. Sehingga, Perguruan Tinggi dapat menjadi basis pelbagai terobosan inovatif lain berbasis teknologi. Ditinjau  dari  segi  peserta  didik,  dalam  era  4.0  ini  mahasiswa  perlu  lebih  fokus  pada pengembabangan keterampilan dan  kreatifitas yang  harus ditunjang  dengan kemampuan  digital. 
Paradigma yang digunakan membedah perubahan harus senantiasa fleksibel dan sensitif terhadap perubahan. Sosiologi perubahan  menunjukkan gejala  interaksi dengan  kemampuan multibahasa, artinya  setiap  orang  harus  memiliki  kemampuan  bahasa  yang  cukup  untuk  berinteraksi  dan membangun jaringan.  
2.3. Perguruan Tinggi dalam Pandemi Covid-19
 Pandemi Covid-19 menjadi problem kemanusiaan yang mendunia dan tragedi akademik yang tidak  diperidiksikan  sebelumnya.  
Munculnya  wabah  ini  seketika  menghentikan  denyut  eforia diskursus revolusi industri 4.0 di Perguruan Tinggi dalam banyak seminar pendidikan dan semua civitas akademik seolah tercengang dan mengalami kepanikan terhadap segala ketidaksiapan sistem sarana  dan  prasarana  perguruan  tinggi  yang  belum  memadai  di  tengah  pandemi  Covid-19. Ketidaksiapan  sistem  Perguruan  Tinggi  menghadapi  pandemi  saat  ini  seolah  justru  menjadi ketidakpastian pengelolaan Perguruan Tinggi menawarkan pemandangan yang menarik dianalisis secara sosiologis mencakup beberapa hal sebagai berikut. 
a. Tragedi Akademik Tragedi  akademik dalam penulisan  reflektif ini  secara sosiologis  dapat ditunjukkan pada gugurnya mahasiswa di Sulawesi Selatan hanya untuk mencari jaringan internet untuk memenuhi kewajiban kuliah daring. Seperti dilansir oleh Ishak (2020) bahwa salah satu mahasiswa semester dua pada Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar mengalami kecelakaan motor pada saat mencari jaringan internet untuk kuliah online. Tragedi yang sama juga dialami oleh RS, salah satu mahasiswa Universitas Hasanudin Makassar. Seperti  dilansir Djaman  (2020),  RS  meninggal dunia  usai terjatuh  dari  menara  masjid setelah berupaya mencari sinyal internet untuk mengerjakan tugas kuliah secara online.  Dua fakta tragedi tersebut menunjukkan bahwa program Cyber University untuk mewujudkan sistem perkuliahan distance  learning atau  kuliah daring  untuk mengurangi intensitas  pertemuan dosen dan mahasiswa masih jauh dari harapan. Dua peristiwa meninggalnya mahasiswa terbaik itu harus menjadi koreksi bahwa uji coba sistem Cyber University kedepannya akan terbatas di kawasan kota dengan dukungan jaringan telekomunikasi yang baik. Pembelajaran daring yang menjadi satu-satunya saluran alternatif selama  pandemi memerlukan evaluasi secara holistik karena  dirasakan kurang efektif memaksimalkan pembelajaran di Perguruan Tinggi. Meskipun demikian, perkuliahan daring dengan distance learning haruslah dimodifikasi dengan berbagai sarana penunjang termasuk kurikulum dan metode perkuliahan yang sesuai dengan ruang dan waktu pembelaran daring. Sistem daring yang saat ini digunakan harus dicanggihkan agar lebih efisien digunakan sebagai alternatif di masa depan. 
b. Budaya Dosen dan Mahasiswa Budaya menjadi salah satu aspek pengamatan menarik di tengah pandemi. Dosen didorong melaksanakan perkuliahan sesuai target kurikulum yang berlaku  menggunakan berbagai aplikasi seperti Zoom, Classroom, Group Watshap dan aplikasi lainnya terkedala waktu tatap muka yang terbatas serta memperhitungkan resiko biaya bagi mahasiswa di setiap daerah. Salah satu masalah yang tampaknya bersifat umum terletak pada jaringan telekomunikasi yang belum memadai sebagai pendukung pembelajaran daring yang dilakukan. Banyak dosen beralih ke metode penugasan sebagai pengganti kehadiran mahasiswa dalam pembelajaran daring. Aspek budaya ini dilihat dari sudut pandang mahasiswa jauh lebih kompleks lagi. Realitas menunjukkan banyak mahasiswa mengeluhkan biaya aplikasi yang digunakan selama kuliah daring. Dari segi penyelesaian studi melalui penulisan karya tulis  ilmiah (skripsi) juga  diusulkan untuk ditiadakan melalui  upaya petisi penghapusan skripsi dan bebas  biaya kuliah  di tengah pandemi. Fenomena ini menunjukkan mentalitas peserta didik yang belum memiliki kematangan pemecahan masalah yang  baik. Padahal  jika dianalisis, tugas  akhir ini  bisa diselesaikan dengan  beralih ke penelitian  kepustakaan  (library  research)  pada  masing-masing  bidang  jurusan  yang  dapat memperkaya khazanah riset yang bersifat teoritik.  Keluhan  utama  seperti  minimnya  referensi  cetak  juga  menunjukkan  mahasiswa  belum memiliki budaya literasi digital yang baik. Semua jenis referensi dapat diakses dan dikelola secara baik  dari  internet.  Literasi  digital  untuk  mengakses  berbagai  referensi  merupakan  alternatif penunjang pembelajaran daring. Hal ini sangat berguna untuk  memberikan penguatan informasi berkaitan  dengan  pokok  bahasan  perkuliahan  daring  yang  dilakukan  dalam  situasi  terbatas. Mahasiswa bisa membaca dan memiliki banyak waktu mengeksplorasi referensi di tengan pandemi. Masalah yang  jauh lebih  serius lagi  kesempatan pandemi hanya  digunakan sebagai momentum liburan tanpa kegiatan akademis yang berarti.  
c. Konstuksi Kebijakan  Kebijakan  kelembagaan Perguruan  Tinggi hanya  memperhitungkan pencegahan  Covid-19 melalui pengehentian aktivitas perkuliahan secara langsung kemudian dialihkan ke  perkuliahann daring.  Hampir semua  kampus tidak  memiliki tim  gugus covid-19 untuk  menentukan protokol perkuliahan daring secara ketat kepada  mahasiswa, termasuk pelarangan pulang kampung dalam artian kampus  membatasi mahasiswanya berada di  kota untuk akses  jaringan sebagai penunjang utama perkuliahan daring. Kebiajakan tim gugus covid-19 di tiap kampus juga bisa memberikan ruang  kepada lembaga-lembaga  kemahasiswaan berperan  aktif memonitoring  mahasiswa secara virtual serta  memberikan edukasi kepada masyarakat secara digital.  
 d.Ruang Akademik Virtual Ruang akademik virtual menjadi alternatif bagi  agenda-agenda akademik selama pandemi. Kegiatan pembelajaran daring yang dilakukan secara blended learning atau gabungan tatap muka dengan e-learning menggunakan video confrences dan forum and chats. Model pembelajaran dengan blended learning ini digunakan semua Perguruan Tinggi untuk menjamin proses pembelajaran dapat tetap berlangsung.  Agenda lainnya dapat diamati sebagai dinamika akademik virtual yaitu munculnya kegiatan perbincangan pendidikan di tengah pendemik melalui Webinar atau seminar online. Teknik seminar ini dilakukan dengan melibatkan pembicara membagikan materi seminar melalui situs web dan tatap muka virtual menggunakan aplikasi berbasis internet yang tergolong media baru seperti zoom dan classroom.
  Pesertanya diikuti akademisi dan mahasiswa maupun untuk umum. Ruang akademik virtual lainnya juga tumbuh melalui prakarsa elemen mahasiswa melalui siarang langsung dialog menggunakan aplikasi instagram. 
e. Massifikasi Literasi Digital Meskipun  situasi serba  terkendala  jaringan telekomunikasi di  setiap daerah  di Indonesia, semangat literasi digital tampaknya meningkat selama pandemi. Literasi digital ini dalam berbagai bentuk berupa penelusuran informasi edukatif  berkaitan dengan Covid-19  maupun pemanfaatan teknologi selama pembelajaran daring dilakukan. 
 Dosen dan  mahasiswa dituntut  kritis terhadap berbagai pemberitaan di media massa dan media sosial terkait pencegahan Covid-19 sehingga tidak terjebak dalam hoax pemberitaan. 
Literasi digital memberikan manfaat besar salah  satunya mengisi ruang  kosong rutinitas civitas akademik selama pandemi.
 Dalam buku Materi Pendukung Literasi Digital (Kemendikbud, 2017: 5) dijelaskan bahwa literasi digital menciptakan tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan kritis kreatif. Dengan demikian, masyarakat tidak akan termakan isu provokatif, korban hoax, atau korban penipuan digital sehingga kehidupan sosial dan budaya masyarakat dapat aman dan kondusif. Dinamika literasi digital selama pandemi menunjukkan pelibatan peran civitas akademik yang dapat menjadi indikator pencapaian dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Berdasarkan  penjelasan  tersebut  di  atas  dapat  disimpulkan bahwa  pendidikan  Perguruan Tinggi era 4.0 dalam pandemi Covid-19  menunjukan dinamika yang kompleks. Dalam konteks revolusi industri 4.0, pendidikan Perguruan Tinggi diharapkan menjadi instrumen utama pemajuan potensi  bangsa berbasis digital  mendorong sumber  daya  manusia Indonesia  untuk  mememnuhi kualifikasi komptensi teknologis di semua  bidang akademik. Sejalan  dengan itu, tantangan  baru muncul disaat mewabahnya Covid-19 menjadi cobaan sekaligus instrumen ujicoba gagasan-gagasan besar sistem teknologi yang dicanangkan istitusi pendidikan Perguruan Tinggi seperti misi Cyber University dan model pembelajaran daring dengan distance learning. 
Secara sosilologis dapat dipahami bahwa seluruh sistem pembelajaran bebasis digital yang saat ini diandalkan memiliki banyak kelemahan yang tidak terduga. Fakta tragedi gugurnya mahasiswa yang berjuang mencari akses jaringan di pelosok desa untuk kuliah online menunjukkan lemahnya sistem  jaringan  telekomunikasi  belum  merata.  Sehingga  konsep  besar  Cyber  University  yang diharapkan menawarkan pembelajaran daring dengan sistem distance learning bagi mahasiswa di pelosok-pelosok masih  jauh dari  kenyataan. Kelemahan  lainnya datang  dari segi  budaya dosen maupun mahasiswa. Banyak dosen yang beralih ke metode penugasan sehingga pembelajaran daring yang diharapkan mentransmisi pengetahuan sesuai kurikulum tidak maksimal. Selain itu, budaya peserta didik  (mahasiswa) juga belum  memiliki mental  belajar mandiri  sehingga lebih  terkesan menginginkan proses pembelajaran yang mudah.    
Terlepas dari beberapa kelemahan tersebut, pendidikan tinggi di tengah pademi menunjukkan beberapa  dinamika  positif  seperti  pemanfaatan  teknologi  digital  terbarukan.  
Dari  proses  ini menciptakan  ruang akademik  virtual bagi  dosen  dan mahasiswa  beraktualisasi melalui webinar (seminar online) dan diskusi via instagram. Hal ini menunjukkan peningkatan literasi digital secara masif di tengah pandemik Covid-19.  
F.Kesimpulan
       Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut.  
Pendidikan  merupakan  proses  penyadaran  secara  sistemik  untuk  pengembangan  potensi peserta didik menjadi manusia yang memiliki iman dan taqwa dan berilmu, kreatif, serta mandiri. 
Proses ini dilaksanakan berdasarkan kurikulum yang terencana yang melibatkan peserta didik dan unsur  pendidik  dalam  situasi  interaksi  secara  edukatif  dalam  rangka  transformasi  materi pembelajaran.  
Pendidikan Perguruan Tinggi era 4.0 merupakan konsep transformasi sistem pendidikan tinggi menuju sistem digitalisasi yang ditunjang oleh sistem teknologi virtual yang  canggih. Perguruan Tinggi yang adaptif terhadap perubahan revolusi industri 4.0 melakukan resistematisasi kurikulum akademik,  mendesain kebijakan  pengembangan disiplin ilmu  dan program  studi menuju  Cyber University dengan dukungan sumber daya dosen yang profesional, responsif dan mampu melakukan terobosan riset. Pandemi Covid-19, secara sosiologis, merupakan tantangan kemanusiaan sekaligus koreksi terhadap gagasan-gagasan besar sistem teknologi yang dicanangkan institusi pendidikan Perguruan Tinggi seperti misi Cyber University dan model pembelajaran daring dengan distance learning. Fakta menunjukkan  bahwa  sistem  pembelajaran  daring  bebasis  digital  yang  diandalkan  memiliki kelemahan  akases  jaringan  belum  memadai,  sehingga  konsep  besar  Cyber  University  yang diharapkan menawarkan pembelajaran daring dengan sistem distance learning bagi mahasiswa di pelosok-pelosok masih  jauh dari  kenyataan. Kelemahan  lainnya datang  dari segi budaya  dosen maupun mahasiswa. Terlepas dari beberapa kelemahan tersebut, pendidikan tinggi di tengah pademi menunjukkan beberapa dinamika positif seperti ruang akademik virtual bagi dosen dan mahasiswa beraktualisasi  melalui  webinar  (seminar  online)  dan  diskusi  via  instagram  serta  mobilitas peningkatan literasi digital secara masif di tengah pandemik Covid-19.
G.Referensi
H.Penutup
   Sekian yang dapat kami share pada kesempatan kali ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan semuanya.

Wassalamu'alaikum wr.wb
September 20, 2020

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19

Assalamualaikum wr.wb

Sebagai upaya untuk mencegah pandemi Covid-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan agar sekolah-sekolah meminta siswanya untuk belajar di rumah. Mulai 16 Maret 2020 sekolah menerapkan metode pembelajaran siswa secara daring. Lalu, efektifkah pembelajaran daring ini?

Saat ini Corona menjadi pembicaraan yang hangat. Di belahan bumi manapun, corona masih mendominasi ruang publik. Dalam waktu singkat saja, namanya menjadi trending topik, dibicarakan di sana-sini, dan diberitakan secara masif di media cetak maupun elektronik. Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia.

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Walaupun lebih banyak menyerang ke lansia, virus ini sebenarnya bisa juga menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Virus corona ini bisa menyebabkan ganguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular sangat cepat dan telah menyebar hampir ke semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Sehingga WHO pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global.

Hal tersebut membuat beberapa negara menetapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.Karena Indonesia sedang melakukan PSBB, maka semua kegiatan yang dilakukan di luar rumah harus dihentikan sampai pandemi ini mereda.

Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi di Indonesia pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-wilayah provinsi lainnya. Tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa sekolah di tiap-tiap daerah. Sekolah-sekolah tersebut tidak siap dengan sistem pembelajaran daring, dimana membutuhkan media pembelajaran seperti handphone, laptop, atau komputer.

Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).

Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).

Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Semua sektor merasakan dampak corona. Dunia pendidikan salah satunya. Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik siswa maupun orangtua siswa yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa siswa yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui VoiceNote yang tersedia di WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.

Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, jam berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi siswa tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada siswa yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.

Ramai diberbagai media sosial yang menceritakan pengalaman orangtua siswa selama mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif. Seperti misalnya ternyata ada orangtua yang sering marah-marah karena mendapatkan anaknya yang sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar kembali di sekolah.

Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orangtua bahwa mendidik anak itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar. Sehingga dengan kejadian ini orangtua harus menyadari dan mengetahui bagaimana cara membimbing anak-anak mereka dalam belajar. Setelah mendapat pengalaman ini diharapkan para orangtua mau belajar bagaimana cara mendidik anak-anak mereka di rumah.

Perlu disadari bahwa ketidaksiapan guru dan siswa terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional ke sistem daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan siswa aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.

Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat di hadapan kita, tidak satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh dibeberapa daerah di Indonesia. Komponen-komponen yang sangat penting dari proses pembelajaran daring (online) perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Pertama dan terpenting adalah jaringan internet yang stabil, kemudian gawai atau komputer yang mumpuni,aplikasi dengan platform yang user friendly, san sosialisasi daring yang bersifat efisien, efektif, kontinyu, dan integratif kepada seluruh stekholder pendidikan.

Solusi atas permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah juga harus mempersiapkan kurikulum dan silabus permbelajaran berbasis daring. Bagi sekolah-sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan siswa melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan peran dan tugasnya.

Dalam proses pembelajaran daring, penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif kepada orangtua dan peserta didik, tentang wabah pandemi Covid-19. Dengan demikian kita dapati pembelajaran yang sama dengan tatap muka tetapi berbasis online. Efeknya sangat bagus, programnya tepat sasaran, dan capaian pembelajarannya tercapai.

Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang secara daring (online). Hal tersebut dipaparkan oleh pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2020. “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi” papar Luqman dalam keterangannya di laman resmi UB, Sabtu (2/5/2020). Menurutnya pembelajaran penuh secara daring, akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun orangtua.

Beberapa guru di sekolah mengaku, jika pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua siswa. Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika siswa akan masuk, sehingga kemungkinan akan menumpuk.

Mengamati pengalaman dari beberapa guru tersebut, maka guru juga harus siap menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh siswa.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan.

Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp cocok digunakan bagi pelajar daring pemula, karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses siswa. Sedangkan bagi pengajar online yang mempunyai semangat yang lebih, bisa menngkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring.

Namun sekali lagi, pilihlah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan guru dansiswa itu sendiri. Tidak semua aplikasi pembelajaran daring bisa dipakai begitu saja. Namun harus dipertimbangkan sesuai kebutuhan guru dan siswa, kesesuaian terhadap materi, keterbatasan infrastrukur perangkat seperti jaringan. Sangat tidak efektif jika guru mengajar dengan menggunakan aplikasi zoom metting namun jaringan atau signal di wilayah siswa tersebut tinggal tidaklah bagus.

Keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran daring pada situasi pandemi Covid-19 ini adalah kemampuan guru dalam berinovasi merancang, dan meramu materi, metode pembelajaran, dan aplikasi apa yang sesuai dengan materi dan metode. Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat memotivasi siswanya tetap semangat dalam belajar secara daring (online) dan tidak menjadi beban psikis.

Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19 ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, pihak sekolah/madrasah di sini perlu membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal ini dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.

Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah/madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.

Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan siswa yang saling berinteraksi langsung. Aamiin Ya Rabbal’alamin

Wassalamu'alaikum wr.wb

Friday, September 18, 2020

September 18, 2020

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19

Assalamualaikum wr.wb

Sebagai upaya untuk mencegah pandemi Covid-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan agar sekolah-sekolah meminta siswanya untuk belajar di rumah. Mulai 16 Maret 2020 sekolah menerapkan metode pembelajaran siswa secara daring. Lalu, efektifkah pembelajaran daring ini?

Saat ini Corona menjadi pembicaraan yang hangat. Di belahan bumi manapun, corona masih mendominasi ruang publik. Dalam waktu singkat saja, namanya menjadi trending topik, dibicarakan di sana-sini, dan diberitakan secara masif di media cetak maupun elektronik. Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia.

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Walaupun lebih banyak menyerang ke lansia, virus ini sebenarnya bisa juga menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Virus corona ini bisa menyebabkan ganguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular sangat cepat dan telah menyebar hampir ke semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Sehingga WHO pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global.

Hal tersebut membuat beberapa negara menetapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.Karena Indonesia sedang melakukan PSBB, maka semua kegiatan yang dilakukan di luar rumah harus dihentikan sampai pandemi ini mereda.

Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi di Indonesia pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-wilayah provinsi lainnya. Tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa sekolah di tiap-tiap daerah. Sekolah-sekolah tersebut tidak siap dengan sistem pembelajaran daring, dimana membutuhkan media pembelajaran seperti handphone, laptop, atau komputer.

Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).

Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).

Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Semua sektor merasakan dampak corona. Dunia pendidikan salah satunya. Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik siswa maupun orangtua siswa yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa siswa yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui VoiceNote yang tersedia di WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.

Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, jam berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi siswa tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada siswa yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.

Ramai diberbagai media sosial yang menceritakan pengalaman orangtua siswa selama mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif. Seperti misalnya ternyata ada orangtua yang sering marah-marah karena mendapatkan anaknya yang sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar kembali di sekolah.

Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orangtua bahwa mendidik anak itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar. Sehingga dengan kejadian ini orangtua harus menyadari dan mengetahui bagaimana cara membimbing anak-anak mereka dalam belajar. Setelah mendapat pengalaman ini diharapkan para orangtua mau belajar bagaimana cara mendidik anak-anak mereka di rumah.

Perlu disadari bahwa ketidaksiapan guru dan siswa terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional ke sistem daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan siswa aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.

Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat di hadapan kita, tidak satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh dibeberapa daerah di Indonesia. Komponen-komponen yang sangat penting dari proses pembelajaran daring (online) perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Pertama dan terpenting adalah jaringan internet yang stabil, kemudian gawai atau komputer yang mumpuni,aplikasi dengan platform yang user friendly, san sosialisasi daring yang bersifat efisien, efektif, kontinyu, dan integratif kepada seluruh stekholder pendidikan.

Solusi atas permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah juga harus mempersiapkan kurikulum dan silabus permbelajaran berbasis daring. Bagi sekolah-sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan siswa melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan peran dan tugasnya.

Dalam proses pembelajaran daring, penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif kepada orangtua dan peserta didik, tentang wabah pandemi Covid-19. Dengan demikian kita dapati pembelajaran yang sama dengan tatap muka tetapi berbasis online. Efeknya sangat bagus, programnya tepat sasaran, dan capaian pembelajarannya tercapai.

Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang secara daring (online). Hal tersebut dipaparkan oleh pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2020. “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi” papar Luqman dalam keterangannya di laman resmi UB, Sabtu (2/5/2020). Menurutnya pembelajaran penuh secara daring, akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun orangtua.

Beberapa guru di sekolah mengaku, jika pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua siswa. Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika siswa akan masuk, sehingga kemungkinan akan menumpuk.

Mengamati pengalaman dari beberapa guru tersebut, maka guru juga harus siap menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh siswa.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan.

Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp cocok digunakan bagi pelajar daring pemula, karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses siswa. Sedangkan bagi pengajar online yang mempunyai semangat yang lebih, bisa menngkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring.

Namun sekali lagi, pilihlah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan guru dansiswa itu sendiri. Tidak semua aplikasi pembelajaran daring bisa dipakai begitu saja. Namun harus dipertimbangkan sesuai kebutuhan guru dan siswa, kesesuaian terhadap materi, keterbatasan infrastrukur perangkat seperti jaringan. Sangat tidak efektif jika guru mengajar dengan menggunakan aplikasi zoom metting namun jaringan atau signal di wilayah siswa tersebut tinggal tidaklah bagus.

Keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran daring pada situasi pandemi Covid-19 ini adalah kemampuan guru dalam berinovasi merancang, dan meramu materi, metode pembelajaran, dan aplikasi apa yang sesuai dengan materi dan metode. Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat memotivasi siswanya tetap semangat dalam belajar secara daring (online) dan tidak menjadi beban psikis.

Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19 ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, pihak sekolah/madrasah di sini perlu membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal ini dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.

Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah/madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.

Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan siswa yang saling berinteraksi langsung. Aamiin Ya Rabbal’alamin

Wassalamu'alaikum wr.wb
September 18, 2020

TIPS BELAJAR DIRUMAH SELAMA PANDEMI COVID-19

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Kali ini saya akan share tips belajar dirumah disaat Pandemi Covid 19.

Aturan yang diterapkan pemerintah pada dunia pendidikan saat ini adalah pembelajaran di rumah karena pandemi virus corona. Walaupun kebijakan itu sangat baik tetapi belajar di rumah terkadang muncul rasa malas dibandingkan ketika berada di sekolah atau kampus.

 

Ada tips yang bisa kamu lakukan untuk melawan hal tersebut. Tips ini juga bisa dipakai untuk tugas-tugasmu lainnya juga yang dikerjakan secara “online”.

 

Kondisikan Seperti di Sekolah atau Kampus
 

Kondisikan suasana belajar seperti disekolah atau kampus. Tegas terhadap diri sendiri. Untuk belajar, kamu bisa pilih waktu yang tepat serta tempat yang nyaman. Sehingga kamu bisa mengerjakan dengan baik. Usahakan kamu tetap bagun pagi dan mandi pagi. Karena jika tidak mandi akan berpengaruh pada mood kamu untuk belajar.
Jaga Manajemen Waktu
 

Atur waktu belajar dengan teratur. Kerjakan dengan fokus tugas yang dibebankan guru atau dosen.

 

Bagi orang-orang yang belum terbiasa belajar mandiri, biasanya akan mengerjakan tugas-tugas sekolah atau kuliah di menit-menit terakhir tenggat waktu yang ditetapkan. Oleh sebab itu, membiasakan diri untuk belajar dan mengerjakan tugas di awal waktu adalah keterampilan yang mesti ditanamkan kepada siswa yang melakukan remote learning.
Belajar dengan Serius
 

Kesalahan yang sering dilakukan siswa, sebagaimana dilansir dari Psychology Today adalah tidak fokus ketika melakukan remote learning. 

Selama melakukan pembelajaran di rumah, terdapat banyak sekali ‘gangguan’ yang mengganggu proses pembelajaran. Godaan untuk menonton video, mengakses media sosial, hingga membaca-baca konten berita. 

Oleh sebab itu, penting bagi siswa untuk berusaha fokus dan konsisten selama waktu belajar yang ditetapkan. Hindari segala macam gangguan. Jika memungkinkan, sediakan ruang khusus untuk belajar dan menjauhkan diri dari gangguan anggota keluarga yang lain.


 

Belajar di rumah itu perlu diskusi agar mendapatkan apa yang dicari. Diskusi bersama teman-teman secara online.

Baik dari chat hingga video call. Selain itu berdiskusi juga dapat menghilangkan rasa bosan.

Wa'alaikumsalam warohmaatullahi wabarokatuh
September 18, 2020

CARA MENJAGA KESEHATAN YUBUH DIMASA PANDEMI COVID 19

Assalamualaikum wr.wb


Penyakit virus corona 2019 (COVID-19) yang bermula di Wuhan akhir tahun lalu kini sudah menyebar ke banyak negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi karena penyakit ini telah menyebar ke lebih dari separuh negara di dunia. Situs pemantauan virus corona milik pemerintah Indonesia covid19.go.id mencatat, COVID-19 sudah menyebar ke 182 negara, termasuk Indonesia dengan jumlah pasien positif virus corona sebanyak 369 orang per 20 Maret 2010. Sementara di dunia, saat ini tercatat ada 250.618 orang pasien yang terinfeksi virus corona, dengan jumlah kematian yang mencapai lebih dari 10.000 orang. Mengingat penyebaran penyakit yang sudah begitu luas, kamu perlu tahu cara menjaga kesehatan tubuh saat virus corona Covid-19 merebak agar tidak tertular.

Kenali karakteristik virus corona Covid-19

Virus corona juga dapat menyebar secara tidak langsung melalui benda-benda yang tercemar virus akibat percikan atau sentuhan tangan yang tercemar virus. Tahukah kamu? Virus corona bisa tertinggal di permukaan benda-benda dan memiliki daya tahan berjam-berjam hingga beberapa hari, lho.

Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Hospital Infection, Februari 2020, virus corona bisa bertahan di beberapa tempat dalam waktu berikut:

  • Di udara =  3 jam
  • Tembaga dan aluminium = 3-4 jam
  • Sarung tangan operasi atau medis = 8 jam
  • Kertas karton atau kardus = 24 jam
  • Besi, baja, dan plastik = 2 – 3 hari
  • Kayu dan kaca= 4 hari
  • Kertas = 4-5 hari
  • Bahkan, dalam sejumlah kasus, virus ini bisa bertahan sampai 5 hari.

karakteristik virus corona astra life

Berdasarkan data yang diperoleh dari WHO, organ pernapasan menjadi target utama infeksi virus corona. Bahkan sebanyak 87,9% pasien yang terjangkit mengalami gejala demam, batuk kering sebanyak 67,7%, dan merasa lelah sebanyak 28,1%. Penyakit paling umum setelah seseorang terinfeksi adalah mengalami pneumonia.

Meski memiliki daya tahan hingga berhari-hari, virus corona juga bisa dimatikan. Pertama, dengan menyemprotkan desinfektan ke permukaan barang-benda yang berpotensi tertempel virus corona. Kedua, dengan membersihkan permukaan benda menggunakan sabun, termasuk saat mandi dan cuci tangan.

Cara Menjaga Kesehatan Tubuh Saat Virus Corona Agar Tidak Tertular

Dengan mengenal karakteristik virus corona di atas, maka ada sejumlah langkah yang bisa kamu lakukan agar tidak tertular COVID-19. Langkah ini bisa kamu terapkan mulai dari diri sendiri atau sedang berada di tempat umum. Apa saja cara menjaga kesehatan tubuh saat virus corona atau covid-19 agar tidak tertular?

Dari diri sendiri

1. Mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun menjadi salah satu cara menjaga kesehatan tubuh saat virus corona atau covid-19 paling efektif untuk mencegah penyebaran atau penularan virus ini. Awali dengan membasahi kedua telapak tangan menggunakan air mengalir. Lalu sabuni telapak tangan dan gosok semua permukaan kulit tangan, termasuk telapak dan punggung tangan, sela-sela jari, minimal selama 20 detik. Kemudian bilas hingga bersih dengan air mengalir dan keringkan menggunakan kain bersih atau tisu.

Sering-seringlah cuci tangan dengan sabun, seperti sebelum makan, setelah batuk atau bersin, setelah memegang barang di tempat umum seperti pegangan pintu, tangga, dll. Kamu juga perlu cuci tangan setelah dari luar rumah.

2. Siap sedia hand sanitizer

Jika tidak ada tempat untuk cuci tangan, kamu bisa menggantikannya dengan hand sanitizer. Ada banyak ragam produk hand sanitizer di pasar dengan kandungan alkohol mulai dari 30%. WHO merekomendasikan masyarakat menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%. Sebab, hand sanitizer dengan kandungan 60% atau lebih bisa membunuh virus COVID-19 yang punya ukuran cukup besar, yakni 400-500 mikrometer. Jika kandungan alkohol pada hand sanitizer  tidak sampai 60%, maka ini hanya efektif membunuh bakteri yang berukuran lebih kecil, yakni 0,5-5 mikrometer. Oleh karena itu, jangan lupa untuk selalu membawa sebotol kecil hand sanitizer dengan alkohol 60% atau lebih saat bepergian.

3. Jangan sentuh wajah

Ini sepele tapi sulit, karena dikutip dari CNN Indonesia, Maret 2020, penelitian Sydney University tahun 2015 menyatakan seseorang menyentuh wajah rata-rata 23 kali per jam. WHO menyebutkan virus corona bisa masuk ke tubuh manusia melalui mulut, hidung, dan mata. Oleh karena itu,cara menjaga kesehatan tubuh saat virus corona, kamu harus berlatih untuk mendiamkan tangan agar tidak menyentuh wajah selama minimal satu menit. Jika sudah berhasil, tambahkan menjadi 5 menit, dan latih terus, sehingga kamu bisa benar-benar meminimalkan kebiasaan sentuh wajah.

4. Konsumsi makanan bergizi

Minum vitamin atau suplemen bisa meningkatkan daya tahan tubuh guna mencegah paparan virus corona. Namun para ahli gizi sepakat, kita lebih baik mendapatkan vitamin dan mineral secara langsung dari sumbernya daripada konsumsi dari obat atau cairan olahan.

Vitamin C berperan penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh karena bisa memacu produksi sel darah putih yang berguna untuk melawan infeksi. Sayuran yang kaya vitamin C antara lain brokoli (dalam semangkuk) sebanyak 50mg, 1 buah paprika seberat 45 g mengandung 109.1 mg, bayam sebanyak 28 miligram (mg) per 100 g. Kamu juga bisa menemukan vitamin C di buah-buahan seperti jeruk dengan kandungan 59-83 mg vitamin C per buahnya, jambu biji dengan kandungan 200 mg, pepaya 94 mg, kiwi 84 mg, stroberi 52 mg, dan nanas 39-49 mg. Konsumsi minuman berbahan rempah-rempah seperti jahe merah juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh manusia.

5. Jaga kebersihan lingkungan

Membersihkan rumah dan sekitar meja kerja di kantor bisa meminimalkan paparan virus. Gunakan disinfektan untuk membersihkan permukaan benda yang sering disentuh, seperti gagang pintu, keyboar dan mouse, alat dapur, sakelar lampur, gagang laci, pegangan tangga.

Untuk mendisinfeksi, gunakan air dan sabun, atau cairan yang mengandung alkohol. Jangan lupa menggunakan sarung tangan sekali pakai saat bersih-bersih dan mendisinfeksi.

6. Bawa alat makan sendiri

Bawalah selalu alat makan sendiri. Pastikan alat makan dicuci dengan sabun hingga bersih. Karena virus corona memiliki daya tahan yang kuat di permukaan logam. Dengan membawa alat makan sendiri, kamu akan lebih mengetahui kebersihan peralatan tersebut. Pastikan jangan sampai terjadi penggunaan alat makan bersama-sama. Karena virus corona bisa menyebar lewat percikan air liur yang menempel di sendok.

Ketika berada di tempat umum

Selain dari upaya diri sendiri, kamu juga harus melakukan beberapa hal berikut ini sebagai cara menjaga kesehatan tubuh saat virus corona atau Covid-19 di tempat umum.

1. Tidak melakukan kontak fisik

Virus corona bisa menyebar hanya dengan bersalaman. Oleh karena itu, saat ini kamu lebih baik jangan sembarangan memegang tangan orang lain. Hindari bersalaman, ganti dengan salam namaste atau menaruh tangan di dada.

2. Social distancing

Cara menjaga kesehatan tubuh saat virus corona bisa dapat kamu lakukan dengan menjaga jarak dengan orang lain saat beraktivitas bersama, minimal 1 meter. Kenapa 1 meter? Karena ini adalah jangkauan percikan air yang bisa menyebar dari mulut saat seseorang bicara. Amat disarankan untuk tidak pergi ke luar rumah apabila kamu sedang merasa sakit atau kurang sehat. Ini bisa membahayakan karena bisa jadi kamu menularkan penyakit pada orang lain.

3. Menghindari transportasi umum

Jika terpaksa untuk bepergian, jangan menggunakan transportasi umum. Karena di transportasi umum banyak orang saling berbaur. Kamu tidak bisa melakukan social distancing di dalam transportasi umum. Tak jarang, malah sesama penumpang transportasi umum berdesak-desakan, sehingga rawan terjadi penularan virus corona.

4. Membersihkan meja saat akan duduk di restoran

Jangan asal duduk dan meletakkan kedua tangan di meja saat tiba di restoran. Bersihkan dulu meja menggunakan tisu kering dan tisu basah yang mengandung alkohol minimal 60%. Karena kamu tidak tahu siapa yang sudah menggunakan meja itu. Disinfeksi meja makan penting untuk mematikan virus yang menempel.

Mengingat virus corona bisa menyebabkan penyakit kritis, maka kita perlu tahu cara menjaga kesehatan tubuh saat virus corona Covid-19 agar tidak mudah tertular dengan melakukan pencegahan dimulai dari diri sendiri dan ketika berada di tempat umum. Untuk menghadirkan ketenangan dan bisa tetap menikmati hidup, lengkapi juga dirimu dengan asuransi dari Astra Life yang memberikan perlindungan menyeluruh, termasuk terhadap penyakit COVID-19.

Flexi Life adalah asuransi jiwa dari Astra Life dengan besar perlindungan hingga Rp 5 Miliar tanpa cek medis. Seperti namanya, Flexi Life memiliki fitur yang fleksibel, dimana kamu bisa bebas mengatur besaran premi dan perlindunganmu kapanpun kamu mau.

Bagi kamu yang memiliki tabungan di Permata Bank, kamu juga bisa membeli perlindungan untukmu dan keluarga dengan AVA iFamily Protection. Kamu bisa mendapatkan Santunan Rawat Inap di Rumah Sakit seluruh Indonesia dan mancanegara hingga Rp1,5juta/hari. Dan juga, kamu bisa mendapatkan diskon hingga 20% untuk pembelian paket keluarga.

Dengan memiliki perlindungan jiwa Astra Life, kamu dan keluarga bisa jadi lebih tenang dalam menghadapi pandemi ini.


Wassalamu'alaikum wr.wb

Tuesday, April 14, 2020

April 14, 2020

CARA CEPAT MENGEXPORT KONTEN WORDPRESS MENJADI FILE XML

Assalamualaikum wr. Wb

Kenapa sih kita harus mengexport konten WordPress? Alasannya banyak! Bisa untuk keamanan, untuk keperluan pindah domain dan hosting, untuk membuat blog dummy, untuk disimpan di WordPress offline, dan sebagainya. Apapun alasannya, yang jelas export konten WordPress itu caranya sangat beragam. Khusus untuk domain self hosted atau hosting sendiri, backup seluruh konten WordPress bisa dari pintu cPanel (khusus shared hosting), sedangkan untuk yang VPS lain lagi ceritanya. Namun bagi WordPresser yang masih numpang di domain WordPress.com, export konten bisa dilakukan dari halaman Dashboard.

Dari banyaknya alasan export konten WordPress seperti yang sudah dijelaskan diatas, disini saya akan memberikan keterangan bagaimana cara export sekaligus import konten WordPress untuk dipasang di WordPress offline. Kenapa dinamakan WordPress offline? Jawabannya kita bisa oprek konten WordPress tanpa harus memiliki koneksi internet. Layaknya WordPress online, pada versi offline juga tidak ada bedanya. Kita bisa membuat artikel, membuat halaman, install plugin, install template, dan sebagainya. 

Berikut Cara Export Dan Import Konten WordPress Dari Online Ke Offline

Yang kita perlukan untuk melakukan praktik ini adalah file format XML yang didalamnya berisi seluruh konten WordPress mulai dari artikel, komentar, gambar, dan sebagainya. Lalu untuk apa sih report mengexport konten WordPress dari online ke offline? Jawaban diantaranya adalah untuk mengedit konten WordPress tanpa harus koneksi ke internet..
Silakan Anda login ke halaman Dashboard yang akan diambil (backup) kontennya untuk melakukan export. Kemudian Anda klik pilih menu Tools > Export. Jika Anda ingin melakukan export seluruh konten, caranya gampang tinggal pilih opsi All content. Namun jika Anda ingin backup bagian tertentunya saja silakan sesuaikan, misal hanya postingan artikelnya saja maka pilih opsi Post. Setelah itu klik pilih tombol Download Export File. Tunggu beberapa saat karena komputer Anda sedang download file XML. Lama proses download tergantung ukuran file XML WordPress.
cara-export-dan-import-konten-wordpress-2
      Setelah proses download selesai, kini Anda sudah memperoleh file format XML yang didalamnya berisi seluruh konten WordPress. Simpanlah baik-baik jika file XML tersebut untuk keamanan. Namun jika file XML tersebut untuk dipindahkan ke WordPress offline maka silakan ikuti artikel ini sampai selesai.
Setelah proses download selesai, kini Anda sudah memperoleh file format XML yang didalamnya berisi seluruh konten WordPress. Simpanlah baik-baik jika file XML tersebut untuk keamanan. Namun jika file XML tersebut untuk dipindahkan ke WordPress offline maka silakan ikuti artikel ini sampai selesai.
WordPress offline yang akan saya gunakan adalah Instant WordPress. Silakan login di halaman Dashboard Instant WordPress dengan URLhttp://127.0.0.1:4001/wordpress/wp-admin. Pastikan sebelum melakukan Import file XML di WordPress offline Anda sudah menginstall Plugin WordPress Importer.
cara-export-dan-import-konten-wordpress-3
Kemudian setelah menginstall Plugin WordPress Importer, Anda klik pilih menu Tools > Import. Karena file XML yang akan kita Import kita dapat dari WordPress, maka pada opsi WordPress Anda klik pilih Run Importer.
cara-export-dan-import-konten-wordpress-4
Silakan Anda masukkan file XML yang sudah di download tadi dengan klik pilih tombol Choose File kemudianUpload file and import. Sayangnya WordPress hanya memberi ukuran maksimal upload sebesar 2 MB saja. Lalu bagaimana jika file XML Anda ukurannya lebih dari 2 MB? Anda meski membagi file XML tersebut menjadi beberapa part hingga masing-masing part memiliki ukuran maksimal yang direkomendasikan WordPress. Anda bisa melakukan split file XML dengan aplikasi The WXR File Splitter
cara-export-dan-import-konten-wordpress-5
Ok kini seluruh konten WordPress online Anda sudah berpindah ke WordPress offline. Untuk melakukan hal serupa, misal dari offline ke online caranya tidak berbeda dengan cara yang sudah dijelaskan diatas. Intinya Anda harus install Plugin WordPress Importer pada halaman Dashboard yang akan dilakukan Import File XML. Kemudian jika file XML tersebut ukurannya melampui batas, maka silakan split dulu menjadi beberapa bagian.

Wassalamu'alaikum wr. Wb